JAKARTA - Karateka Indonesia tak merasa minder gagal tampil di Jerman Terbuka 2009. Mereka justru semakin intensif menjalani latihan menjelang tampil di SEA Games (SEAG) 2009, Laos.
Ketua Pembinaan dan Prestasi PB FORKI Madju Daryanto Hutapea mengatakan, pihaknya sempat kecewa setelah visa 21 karateka Indonesia ditolak kedutaan besar Jerman.
"Kami tidak tahu apa penyebabnya, padahal mereka sangat bersahabat. Mereka beralasan baru akan memprosesnya tahun depan. Jelas ini tak mengenakkan bagi kami," ujarnya.
Pihaknya pun tak mengambil pusing ditolaknya visa 21 karateka Indonesia tanpa penjelasan jelas dari pemerintah Jerman tersebut. Pihaknya lebih mementingkan persiapan menghadapi beberapa kejuaraan yang akan dilalui 21 karateka Indonesia sebelum bertolak ke SEA Games (SEAG) 2009, Laos.
Karateka Indonesia pun mendapatkan pengganti Jerman Terbuka, yakni Turki Terbuka 25-26 Oktober mendatang. "Turki menjadi salah satu sasaran kami sebelum ke Laos. Kejuaraan ini juga menjadi pengganti kegagalan tampil di Jerman," ujar Madju.
Selain Turki, pihaknya juga akan mempersiapkan diri dengan seksama sebelum mengikuti Kejuaraan Asia Karate AKF di Guangzhou, China, 21-22 September 2009. Diharapkan kejuaraan ini semakin mematangkan persiapan karateka Indonesia sebelum ke Laos.
Kejuaraan terakhir yang akan dilalui karateka Indonesia adalah Asian Indoor Games di Vietnam, Oktober mendatang. "Kejuaraan ini juga jadi salah satu sasaran sebelum anak-anak ke Laos. Kami berharap semua kejuaraan itu akan dimaksimalkan dengan baik sebelum memetik hasil sempurna di Laos," paparnya.
PB FORKI pun akan mendatangkan pelatih khusus dari Jepang untuk memaksimalkan peran Indonesia di tiga kejuaraan itu, terutama puncaknya di SEAG. Sayang, Madju belum mau berkomentar siapa pelatih asal Negeri Sakura yang akan menangani karateka Indonesia tersebut.
Sementara itu, 21 karateka Indonesia yang masuk tim nasional kelompok kata adalah Faisal (individu putra) dan Flenty (individu putri). Kemudian Faisal, Azwar, dan Fidelis (beregu putra). Dewi, Yuli, dan Alit (beregu putri).
Di kelompok kumite putra, Umar Syarif (kelas +80 kg), Hendro Salim (-80 kg), Farael Mei Riski (-75 kg), Ismail Aswan (-70 kg), Ade Bagus (65 kg), dan Doni Dharmawan (60 kg). Sementara di kumite putri diperkuat oleh Jintar (+65 kg), Ayu (+60 kg), Yolanda (-60 kg), Puspita (+60 kg), Tantri (-60 kg), Yelovin (55 kg), Fitri (53 kg), dan Martinel (48 kg). (Edi Yulianto/Koran SI/tan)
Ketua Pembinaan dan Prestasi PB FORKI Madju Daryanto Hutapea mengatakan, pihaknya sempat kecewa setelah visa 21 karateka Indonesia ditolak kedutaan besar Jerman.
"Kami tidak tahu apa penyebabnya, padahal mereka sangat bersahabat. Mereka beralasan baru akan memprosesnya tahun depan. Jelas ini tak mengenakkan bagi kami," ujarnya.
Pihaknya pun tak mengambil pusing ditolaknya visa 21 karateka Indonesia tanpa penjelasan jelas dari pemerintah Jerman tersebut. Pihaknya lebih mementingkan persiapan menghadapi beberapa kejuaraan yang akan dilalui 21 karateka Indonesia sebelum bertolak ke SEA Games (SEAG) 2009, Laos.
Karateka Indonesia pun mendapatkan pengganti Jerman Terbuka, yakni Turki Terbuka 25-26 Oktober mendatang. "Turki menjadi salah satu sasaran kami sebelum ke Laos. Kejuaraan ini juga menjadi pengganti kegagalan tampil di Jerman," ujar Madju.
Selain Turki, pihaknya juga akan mempersiapkan diri dengan seksama sebelum mengikuti Kejuaraan Asia Karate AKF di Guangzhou, China, 21-22 September 2009. Diharapkan kejuaraan ini semakin mematangkan persiapan karateka Indonesia sebelum ke Laos.
Kejuaraan terakhir yang akan dilalui karateka Indonesia adalah Asian Indoor Games di Vietnam, Oktober mendatang. "Kejuaraan ini juga jadi salah satu sasaran sebelum anak-anak ke Laos. Kami berharap semua kejuaraan itu akan dimaksimalkan dengan baik sebelum memetik hasil sempurna di Laos," paparnya.
PB FORKI pun akan mendatangkan pelatih khusus dari Jepang untuk memaksimalkan peran Indonesia di tiga kejuaraan itu, terutama puncaknya di SEAG. Sayang, Madju belum mau berkomentar siapa pelatih asal Negeri Sakura yang akan menangani karateka Indonesia tersebut.
Sementara itu, 21 karateka Indonesia yang masuk tim nasional kelompok kata adalah Faisal (individu putra) dan Flenty (individu putri). Kemudian Faisal, Azwar, dan Fidelis (beregu putra). Dewi, Yuli, dan Alit (beregu putri).
Di kelompok kumite putra, Umar Syarif (kelas +80 kg), Hendro Salim (-80 kg), Farael Mei Riski (-75 kg), Ismail Aswan (-70 kg), Ade Bagus (65 kg), dan Doni Dharmawan (60 kg). Sementara di kumite putri diperkuat oleh Jintar (+65 kg), Ayu (+60 kg), Yolanda (-60 kg), Puspita (+60 kg), Tantri (-60 kg), Yelovin (55 kg), Fitri (53 kg), dan Martinel (48 kg). (Edi Yulianto/Koran SI/tan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar